PERBARUI KETAQWAAN DAN TERUS WASPADA


Wujud Pil PCC dan Korban penyalahgunaannya yang saat ini (09/14/2017) terbaring di RSJ. Cisarua, Kota Kendari. (Image terolah bersumber : Grub WhatsApp)

Setidaknya hal ini menjadi masukan positif bagi setiap orang tua agar semakin peduli dengan perkembangan anak-anaknya ditengah mewabahnya media sosial yang menjadikan pemakainya kurang sosialisasi terhadap lingkungan sekitar. Pengawasan ekstra perlu dilakukan, dan hal ini jangan dikonotasikan negatif seakan sok protektif, karena memang dibutuhkan.

Menjelang dzuhur (14/09/2017), beberapa Grup WhatsApss yang kuikuti dipenuhi pesan berantai dengan format serupa dalam susunan kalimat, tanda baca dan foto pendukung dengan isi terkait maraknya anak dan remaja menjadi pasien di Rumah Sakit Jiwa lantaran tak sasadarkan diri serta berhalusinasi.

Tak ingin larut dengan informasi tanpa sanad yang shahih, kucari informasi terkini ihwal kejadian sebenarnya yang ternyata ada 50 Remaja di Kendari, Sulawesi Tenggara mengamuk usai mengkonsumsi pil yang diduga mengandung narkoba.

Dilangsir Merdeka.com, Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Kendari Murniati mengatakan awalnya korban berjumlah 30 orang. Namun, berkembang menjadi 50 bahkan satu remaja tewas.

Sebuah video yang diunggah Fadlyazis Kdi melalui akun facebook-nya yang bersumber Andi Muslimin memperlihatkan dengan jelas seorang anak yang saat ini duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) di Kota Kendari mengalami halusinasi parah, dan di identifikasi awal lantaran mengkonsumsi Pil serupa. (Opps...dingapuro sanget, pertanggal 01 Nopember 2017 kiriman beliau menghilang di laman facebook).


Irjen Arman Depari selaku Deputi Penindakan dan Pemberantasan BNN menyebut ; para pelajar itu mengkonsumsi pil PCC.

Tentang Pil PCC, singkatan dari paracetamol, caffein dan carisoprodol. Dijelaskan Arman di gedung BNN, Cawang, Jakarta Timur, pada hari Kamis (14/9/2017), PCC kerap digunakan sebagai penghilang rasa sakit, salah satunya adalah untuk obat sakit jantung. Namun obat ini harus dikonsumsi berdasarkan resep dokter.

Obat keras dan berbahaya, demikian intinya.

Mengerucut, apapun yang dikonsumsi para pelajar di Kota Kendari hingga mereka mengalami gejala kelainan layaknya orang tidak waras harus ditindak lanjuti serius dan tegas tanpa tedeng aling-aling.

Mereka bukan kelinci percobaan ataupun tontonan. Selalu ada sebab serta alasan sebuah peristiwa terjadi hingga akhirnya timbul korban, apalagi hilangnya nyawa. Latar belakang para pelajar tersebut secara masif mengkonsumsi harus diketahui untuk mengungkap darimana mereka mendapatkan Pil PCC, juga pemasoknya.

PERBARUI KETAQWAAN

Atas kejadian di Kendari kita harus terus waspada terhadap peredaran obat berbahaya dan juga narkoba. Jika upaya preventif senantiasa kita lakukan, bersamanya penguatan keimanan lebih prioritas lantaran menyangkut kesuksesan hidup dunia dan akhirat.

Mari bersama selalu baik sangka dan ambil sisi positif dari setiap kejadian. Jika sejarah mencatat candu pernah menjadi alat untuk merusak generasi muda suatu bangsa dalam wujud penjajahan gaya baru, tak ada salahnya dalam setiap kesempatan kita mengingat pesan Rasululloh Shalallohu'alaihi wa Sallam agar tak hanyut dengan godaan dunia yang seringkali melenakan.


اتق الله حيثما كنت ، وأتبع السيئة الحسنة تمحها، وخالق الناس بخلق حسن

"Bertaqwalah kepada Allah dimanapun engkau berada, dan hendaknya setelah melakukan kejelekan engkau melakukan kebaikan yang dapat menghapusnya. Serta bergaulah dengan orang lain dengan akhlak yang baik". (HR. Ahmad 21354, Tirmidzi 1987, ‘hadits ini hasan shahih’)

-----

Artikel : ABUBILAL Notes.
Disarikan dari berbagai sumber terbenam dalam link, dan selesai disusun di waktu Ashar, 22 Dzulhijjah 1438 H/14 September 2016, di selatan lembah Tidar, Magelang.
Mari bersilaturahmi melalui Twitter, Facebook atau Instagram.

0 komentar:

Gunakan format [video]youtube-or-vimeo-video-link[/video] jika ingin berkomentar disertai youtube video.
Atau silakan gunakan format [img]image-link[/img] jika ingin berkomentar disertai gambar.