LAYANGAN PUTUS, SEBUAH ANALOGI KENIKMATAN BERMAKSIAT

Cukup memberikan pencerahan bagi kita untuk bersegera memperbaiki diri. Mengambil ibroh (pelajaran) atasnya, dalam kajian Ustadz Subhan Bawazier, beliau menganalogikan orang yang tenggelam dalam kemaksiatan dengan 'Layangan Putus'.

Sesungguhnya orang-orang yang tenggelam dalam kemaksiatan akan merasakan kehampaan hati dari mengingat Allah Subhanahu wa Ta'ala. Buahnya kehampaan hati membuatnya putus melayang dari Allah hingga tidak tahu kemana arah yang harus diambilnya berpijak sekalipun sudah lelah dalam turbulensi dosa dan kubangan maksiat.

Putus yang dimaksud disini adalah mereka yang merasakan nikmatnya bermain layangan namun tak sadar hingga terlepaslah layangan yang ada. 'Yah...putus !'


Tangkapan Layar Youtube Channel The Rabbanians dalam Kajian berjudul Layangan Putus, bersama : Ust. Subhan Bawazier.

Terinspirasi dari kitab Ad-Daa’ Wa Ad-Dawaa karya Ibnu Qayyim al-Jauziyyah. Layangan putus bisa dikaitkan dengan mereka yang berbuat hingga sampai pada tujuannya. Atasnya, dalam Islam orang harus berilmu terlebih dahulu sebelum beramal.

Berapa banyak kita jumpai mereka yang terlihat sukses dunianya padahal terkoneksi dengan kemaksiatan. Seperti halnya layangan ia semakin tinggi melayang di udara dan tak sadar putus saking asiknya terbuai kesenangan dunia yang menipu.

Ingatlah selalu bahawasanya bukan harta, tahta dan jabatan yang Alloh lihat. Ketaqwaan dan bersihnya hati yang menjadi ukuran. Rasululloh Sholallohu'alaihi wa Sallam bersabda :

مِنْ حُسْنِ إِسْلاَمِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لاَ يَعْنِيهِ

“Di antara kebaikan islam seseorang adalah meninggalkan hal yang tidak bermanfaat” (HR. Tirmidzi no. 2317, Ibnu Majah no. 3976. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).

Dapatlah seseorang itu mendapatkan kesenangan dalam bermaksiat. Namun ketahuilah, kesenangan itu semu dan sementara. Karena kesenangan yang hakiki adalah bahagia masih dapat menikmati ibadah kepada Allah Jala Jallaluhu.

Orang yang larut dalam kemaksiatan akan merasakan keterasingan di antara lingkungan orang baik. Asing dan melayang hilang navigasi tak tentu arah, sekalipun di antara banyak orang-orang shalih.

Ibnu Qayyim al-Jauziyyah menyebutkan kondisi orang yang tenggelam dalam kemaksiatan akan merasa keterasingan di antara orang shalih (Kitab Ad-Daa’ Wa Ad-Dawaa’). Dan jika keterasingan itu kian menguat, akibatnya orang itu tidak dapat memperoleh berkah dengan mengambil manfaat dari orang shalih tersebut.

Layangan putus, terbuai melayang tak tentu arah, hilang navigasi yang justrungnya tempat kembali-pun tak jelas. Cenderung menurun adalah pasti, namun jatuh ke tanah, comberan atau nyangsang di pohon kita tak pernah tahu.

Sebuah poin di pungkasan disampaikan Ust. Subhan Bawazier, "Ini sebuah peringatan bagi kita, jangan sampai menjadi layangan putus ! tak pernah ada selesainya. Jangan pernah merasa aman dengan dosa yang kita rutinkan, karena kita tahu hidup ini ada selesainya. Kebayang tidak ? ketika selesainya kita karena dosa yang kita rutinkan, maka keburukan akan kita rasa. Ingat, manusia bukan layangan putus !"

-----

Artikel : ABUBILAL Notes.

Tersarikan dari Kajian Low Batt bersama Ust. Subhan Bawazier Hafidzulloh. Diselesaikan ba'da Shubuh di rumah Pak RT.03 Banyurojo, Senin, 16 Safar 1439 Hijriyyah / 05 Nopember 2017.

Mari bersilaturahmi lewat Twitter, Instagram atau Facebook.



Silakan simak video kajian LAYANGAN PUTUS bersama Ust. Subhan Bawazier berikut ini, dan semoga bermanfaat.




0 komentar:

Gunakan format [video]youtube-or-vimeo-video-link[/video] jika ingin berkomentar disertai youtube video.
Atau silakan gunakan format [img]image-link[/img] jika ingin berkomentar disertai gambar.