PENGHALANG DIKABULKANNYA DO'A

Kaum Muslimin, seringkali orang bermunajat, melantunkan do'a-do'anya kepada Alloh Subhanahu wa Ta'ala agar hajat-hajatnya di ijabah namun belum juga terkabul. Mereka lupa bahwasanya masih banyak perbuatan-perbuatan yang menjadikan penghalang atas do'a-do'anya dan ilmu belum juga sampai kepada mereka.



Dari Abu Hurairah radhiallohu'anhu, Rasululloh Shalallohu'alaihi wa Sallam bersabda ;

Senantiasa seorang hamba do'anya dikabulkan manakala ia tidak berdo'a dalam rangka melakukan dosa (kemaksiatan) atau memutuskan silaturahim, ataupun tidak tergesa-gesa. (HR. Imam Bukhori dan Muslim)

Manakala seseorang ingin doa'nya dikabulkan maka ia harus menjauhkan dari do'a yang menjerumuskan ke ladang dosa, do'a yang tergesa-gesa dan do'a memutuskan silaturahim.

Rasululloh Shalallohu'alaihi wa Sallam bersabda ;
Tidaklah bagi seorang hamba di muka bumi ini yang berdo'a kepada Alloh dengan suatu do'a kecuali Alloh pasti akan mengabulkan do'a tersebut atau bisa jadi memalingkan darinya keburukan yang semisal dengannya selama dia tidak melantunkan do'a yang mengarah kedalam dosa/kemaksiatan dan memutuskan siaturahmi. Bisa juga do'a tersebut menjadi tabungan baginya di hari kemudian. (HR. Tirmidzi)

Dari Abu Hurairah Radhiallohuanhu, bersabda Rasululloh Shalallohu'alaihi wa Sallam ; Alloh itu Maha baik dan tidak akan menerima kecuali yang baik, sesungguhnya Alloh telah memerintahkan kepada orang-orang yang beriman dengan apa yang Alloh perintahkan kepada para Nabi. Dan Alloh berfirman ; 'Wahai para Nabi makanlah apa-apa yang baik dan beramal sholeh-lah".

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menyebutkan :

“Seorang laki-laki yang lusuh lagi kumal karena lama bepergian mengangkat kedua tanganya ke langit tinggi-tinggi dan berdoa : Ya Rabbi, ya Rabbi, sementara makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan dagingnya tumbuh dari yang haram, maka bagaimana doanya bisa terkabulkan.?” [Shahih Muslim, kitab Zakat bab Qabulus Sadaqah 3/85-86].

Sahabat Hudzaifah bin Yaman dari Nabi Shalallohu'alaihi wa Sallam, menjelaskan kondisi do'a yang dikabulkan ;
Demi Alloh, yang jiwaku (Muhammad) ada ditangannya. Sesungguhnya engkau harus melakukan yang makruf, dan begitupun kalian harus mencegah kemungkaran. Atau jika tidak Alloh akan mengirimkan kepada kalian musibah/hukuman/siksa dari sisi-Nya. Kemudian kalian memohon kepada Alloh dan Ia tidak mengabulkan.

Do'a itu ada penghalang-penghalangnya, karena itu seorang muslim harus menjauhinya agar do'a nya dikabulkan oleh Alloh Azza wa Jalla. Pun demikian kita harus mengetahui dan dan memahami bahwasanya Alloh pasti akan mengabulkan setiap do'a kita. Namun yakinlah bahwa Alloh Maha mengetahui apa yang cocok/pantas bagi kebaikan hambanya. Bisa jadi itu jadi tabungan bagi orang yang melakukan do'a pada hari kiamat nanti. Atau Alloh akan memalingkan keburukan dengan yang semisalnya. (Semisal seorang berdoa agar orang lain tertimpa bencana), maka Aloh akan ganti do'a yang jelek dengan yang baik, dengan keselamatan.

Maka selayaknya bagi seorang muslim jika berdo'a jangan berputus asa dari dikabulkannya do'a, seumpama belum juga dikabulkan atas hajat-hajatnya.

FAWAID :


  1. Bahwasanya makan dari yang haram, memakai dari apa saja yang haram adalah penghalang do'a
  2. Tergesa-gesa dalam hal meminta dikabulkannya do'a adalah penghalang terkabulnya do'a. Karena itu menunjukkan berputus asa dari Rahmat Alloh.
  3. Bahwasanya tidak menjadi keharusan tentang dikabulkannya do'a sebagai bentuk pembenaran dari apa yang ia minta. Semisal kita berdoa dan meminta; 'Ya Alloh kabulkan, ya Alloh kabulkan...'. Bisa jadi pada saat itu Alloh tidak langsung mengabulkan do'a kita dan menundanya dilain waktu. Karena Alloh akan lebih mengetahui kapan do'a tersebut lebih bermanfaat bagi hambanya.
  4. Bahwasanya tidak akan 'dikabulkan' do'a yang mengandung kemaksiatan/dosa dan memutuskan silaturahmi.
  5. Bahwasanya meninggalkan perintah untuk menjauhi kemaksiatan, untuk melakukan hal yang makruf adalah termasuk penghalang dikabulkannya do'a.

Semoga kita dimudahkan mendo'akan saudara-saudara kita sebagaimana pernyataan Imam An-Nawawi yang menjelaskan keutamaan seorang Muslim  ; jika mendo'akan sekelompok umat Muslim, dia tetap mendapatkan keutamaan tersebut. Oleh karena itu, sebagian ulama salaf tatkala berdo'a untuk diri sendiri, dia menyertakan do'a untuk saudaranya. Sebab , selain do'anya akan terkabul, dia juga akan mendapatkan sesuatu yang sama seperti apa yang di do'akannya. (Lihat, Syarh Shahiih Muslim, karya Imam An-Nawawi : 17/19)

---

Referensi : 

Kajian Ba'da Shubuh (14 Dzulqo'dah 1438 H) bersama Ust. Zaki Abu Kayyisa, di Masjid Baitussalam, Karet, Bulurejo, Magelang

Image Credit : riyadhulquran.com

0 komentar:

Gunakan format [video]youtube-or-vimeo-video-link[/video] jika ingin berkomentar disertai youtube video.
Atau silakan gunakan format [img]image-link[/img] jika ingin berkomentar disertai gambar.