MEMBACA

Tersirat makna atas ayat yang pertama kali turun kepada Nabi Muhammad Shalallohu'alaihi wa Sallam. Seperti kita tahu, beliau buta huruf dan Alloh Subhanahu wa Ta'ala memerintahkannya untuk membaca "Iqro !"

Beliau-pun menjawab, “Aku tak bisa membaca”. Nabi ﷺ mengatakan, “Kemudian ia mendekapku, hingga aku merasa sesak. Barulah ia melepaskanku. Ia kembali memerintah, ‘Bacalah!’. ‘Aku tak bisa membaca’, jawabku. Ia mendekapku untuk yang kedua kali hingga aku merasa sesak. Lalu ia melepaskanku. Dan berkata, ‘Bacalah!’ ‘Aku tak bisa membaca’ jawabku. Ia pun mendekapku untuk kali ketiga. Kemudian melepaskanku dan mengatakan,

اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ، خَلَقَ الْأِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ، اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ، الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ، عَلَّمَ الْأِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ

Artinya: “Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang telah menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmu paling mulia. Yang mengajar manusia dengan perantaraan qalam. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya (manusia tersebut).” (QS. Al-‘Alaq [96]: 1-5)

Dari ayat diatas yang merupakan wahyu pertama, menjadi renungan yang layak untuk dikaji bagi setiap mukmin. Jika dalam Al-Qur'an terdapat banyak kata yang lekat dengan pejaran seperti ; tegakkanlah shalat, tunaikanlah zakat atau berjihadlah dijalan Alloh, justru disini dipilihkah kata Iqro oleh Alloh, kepada nabi yang buta akan huruf (tak bisa membaca).

Secara, penekanan Iqro' (bacalah) menghujam di hati Rasulullah ﷺ. Sebuah bentuk perintah yang memotivasi lantaran tersemat maksud akan pentingnya sebuah proses belajar agar berilmu yaitu dengan metode membaca. Tentu saja, membaca yang diharapkan adalah membaca sesuatu yang bermanfaat, bukan yang menyimpang dan menjauhkan dari ajaran yang haq (lurus).


Ilustrasi seorang muslim di India sedang membaca al-Qur'an. Credit Image by. images.mapsofindia.com



MEMBACA PELUANG

Dalam ranah bacaan, sumber membaca dapat didapat dari berbagai literatur. Meluas, membaca hati atau lingkungan mejadi obyek bacaan yang berguna untuk meningkatkan kepekaan sosial dan kecerdasan emosional.

Hati yang gelisah bisa menandakan masalah, dan hal ini menjadi pemacu untuk menciptakan impian sebagai wujud perbaikan atas masalah tersebut. Sebagaimana dahulu ketika Hyundai yang gelisah melihat tak adanya raja industri di negaranya, maka ia bercita-cita untuk menjadi raja industri untuk kemajuan negaranya.

Dalam hal ini Hyundai telah mampu membaca peluang dan ini merupakan hal yang spesial dan pantas untuk kita pelajari. bagaimana cara mempelajarinya ? yaitu dengan membaca kisah Hyundai dan tokoh-tokoh dunia lainnya yang mampu menginspirasi sembari mempelajari keilmuan dari Rasululloh Shalallohu'alaihi wa Sallam melalui para shahabatnya.

-----

Artikel : ABUBILAL studio, disusun jelang waktu Shubuh, 20 Dzulhijjah 1438 H / 12 September 2017 di selatan lembah Tidar, Magelang.
Mari bersilaturahmi melalui Twitter, Instagram atau Facebook.

0 komentar:

Gunakan format [video]youtube-or-vimeo-video-link[/video] jika ingin berkomentar disertai youtube video.
Atau silakan gunakan format [img]image-link[/img] jika ingin berkomentar disertai gambar.